Kamis, 14 April 2016

SMAN 3 Purwakarta, Kembali Mendapat Protes



SMA Negeri 3 Kembali Di Protes
Purwakarta- Kurang dan lebih Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Purwakarta pernah terdengar banyak pihak, kali ini santer dikalangan sekitar sekolah dan orang tua murid, dugaan penyalahgunaan dana perpisahan kelas 3 yang semula dikabarkan hilang Rp. 20.000,000,- (Dua Puluh Juta Rupiah) di salah satu bendahara kelas, berdampak ramai dibicarakan pihak-pihak yang kecewa dan aneh tentang kebijakan di sekolah itu, masih banyak waktu sebelum perpisahan dana dari para orang tua harus terkumpul tanpa memikirkan situasi  yang perlu lebih pokus persiapannya. Hal tersebut diantaranya disampaikan intan (35) warga kaum Purwakarta yang mendapat keluhan dari kerabat yang anaknya sekolah di SMAN 3 kepada media ini beberapa waktu lal

Pantauan media ini dilapangan, keluhan tersebut banyak disampaikan para murid dan masyarakat sekitar, mereka menyebut satu persatu kecewa dengan beberapa kejadian di sekolah itu, mulai pernah hilangnya CCTV yang di duga diambil pihak diantara pihak komite setempat, adanya pihak pendidik yang nyambi cari uang tambahan dari jualan dengan dalih Koperasi sementara banyak pedagang gigit jari tanpa ada bantuan seperti halnya para pedagang yang dilarang Pemerintah untuk berjualan lagi di sekitar sekolah, dengan adanya koperasi menimbulkan kecemburuan sosial yang banyak disebut para pedagang sekitar hanya sistem, yang pasti jualannya bukan dari mereka lagi tapi dari pihak sekolah, mereka sudah dapat gaji, dan sekolah mendapat bantuan pemerintah, pedagang kecil di buat susah, padahal kalau benar bisa dibina baik dagangan yang dijual atau sistem yang lebih baik.

Bukan hanya itu, prilaku oknum guru dan staf pernah ramai cinta terlarang yang masing-masing punya suami istri, mereka pernah terpangpang photonya di media dengan jelas di area sekolah yang tidak pantas mencoreng banyak pihak baik sekolah, guru-guru yang baik dan disiplinnya bermartabat terbawa imej isu sekolah yang menurut banyak pihak harus di evaluasi, kepala sekolah dan wakilnya pernah kena dampak amarah pedagang jajanan yang kecewa dengan cara-cara yang kurang bahkan jauh dari mendidik terkesan arogan dan tidak manusiawi.

Kebijakan harus dengan solusi yang arif bijaksana bukan dengan cara instan mudah cepat enak bagi mereka para oknum yang seharusnya memberi contoh malah seakan mencekik dengan tekanan kebijakan enak untuk mereka, sulit bagi mereka yang sedang kesulitan, banyak orang tua dan wali masih bingung harus bagaimana baiknya dalam menyampaikan pendapat, tidak semua lugas dan mengetahui caranya sehubungan berbagai pertimbangan dan kurangnya sumberdaya, bodoh dibodoh-bodohin nambah bingung, "ungkap Ibu inisia IT yang salahsatu anaknya sekolah di sana.

Kepindahan kepala sekolah dan wakilnya banyak disambut baik, diharapkankan kepala sekolah sekarang lebih bijaksana, walau terdengar kurang enak juga mudah-mudahan kedepan pendidik benar-benar mendidik bukan membidik dengan kecewa yang tidak menentramkam banyak pihak, baik sekolah atau orang tua/wali dan masyarakat sekitar.

Sumber sekolah inisial A yang mengaku bukan kewenangannya namun mengatakan, uang yang ramai dibicarakan hilang dua puluh juta rupiah itu, di pinjam orang tua salah seorang bendahara perwakilan kelas, bukan kebijakan sekolah, hanya pinjam sebentar tapi sudah dikembalikan, sekarang sudah selesai, tidak ada masalah lagi, disayangkan pernah terjadi, mungkin kedepan tidak akan ada kasus serupa akan terjadi seperti itu lagi, ambil hikmah untuk memperbaiki sekolah ini dengan cara mendidik di harapkan banyak pihak, baik pendidik, komite, murid dan lainnya. TIM  

SMA Negeri 3 Purwakarta, Kembali Mendapat Protes




Jatiluhuronline.id-Purwakarta, Kurang dan lebih Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Purwakarta pernah terdengar banyak pihak, kali ini santer dikalangan sekitar sekolah dan orang tua murid, dugaan penyalahgunaan dana perpisahan kelas 3 yang semula dikabarkan hilang Rp. 20.000,000,- (Dua Puluh Juta Rupiah) di salah satu bendahara kelas, berdampak ramai dibicarakan pihak-pihak yang kecewa dan aneh tentang kebijakan di sekolah itu, masih banyak waktu sebelum perpisahan dana dari para orang tua harus terkumpul tanpa memikirkan situasi  yang perlu lebih pokus persiapannya. Hal tersebut diantaranya disampaikan intan (35) warga kaum Purwakarta yang mendapat keluhan dari kerabat yang anaknya sekolah di SMAN 3 kepada media ini beberapa waktu lal

Pantauan media ini dilapangan, keluhan tersebut banyak disampaikan para murid dan masyarakat sekitar, mereka menyebut satu persatu kecewa dengan beberapa kejadian di sekolah itu, mulai pernah hilangnya CCTV yang di duga diambil pihak diantara pihak komite setempat, adanya pihak pendidik yang nyambi cari uang tambahan dari jualan dengan dalih Koperasi sementara banyak pedagang gigit jari tanpa ada bantuan seperti halnya para pedagang yang dilarang Pemerintah untuk berjualan lagi di sekitar sekolah, dengan adanya koperasi menimbulkan kecemburuan sosial yang banyak disebut para pedagang sekitar hanya sistem, yang pasti jualannya bukan dari mereka lagi tapi dari pihak sekolah, mereka sudah dapat gaji, dan sekolah mendapat bantuan pemerintah, pedagang kecil di buat susah, padahal kalau benar bisa dibina baik dagangan yang dijual atau sistem yang lebih baik.

Bukan hanya itu, prilaku oknum guru dan staf pernah ramai cinta terlarang yang masing-masing punya suami istri, mereka pernah terpangpang photonya di media dengan jelas di area sekolah yang tidak pantas mencoreng banyak pihak baik sekolah, guru-guru yang baik dan disiplinnya bermartabat terbawa imej isu sekolah yang menurut banyak pihak harus di evaluasi, kepala sekolah dan wakilnya pernah kena dampak amarah pedagang jajanan yang kecewa dengan cara-cara yang kurang bahkan jauh dari mendidik terkesan arogan dan tidak manusiawi.

Kebijakan harus dengan solusi yang arif bijaksana bukan dengan cara instan mudah cepat enak bagi mereka para oknum yang seharusnya memberi contoh malah seakan mencekik dengan tekanan kebijakan enak untuk mereka, sulit bagi mereka yang sedang kesulitan, banyak orang tua dan wali masih bingung harus bagaimana baiknya dalam menyampaikan pendapat, tidak semua lugas dan mengetahui caranya sehubungan berbagai pertimbangan dan kurangnya sumberdaya, bodoh dibodoh-bodohin nambah bingung, "ungkap Ibu inisia IT yang salahsatu anaknya sekolah di sana.

Kepindahan kepala sekolah dan wakilnya banyak disambut baik, diharapkankan kepala sekolah sekarang lebih bijaksana, walau terdengar kurang enak juga mudah-mudahan kedepan pendidik benar-benar mendidik bukan membidik dengan kecewa yang tidak menentramkam banyak pihak, baik sekolah atau orang tua/wali dan masyarakat sekitar.

Sumber sekolah inisial A yang mengaku bukan kewenangannya namun mengatakan, uang yang ramai dibicarakan hilang dua puluh juta rupiah itu, di pinjam orang tua salah seorang bendahara perwakilan kelas, bukan kebijakan sekolah, hanya pinjam sebentar tapi sudah dikembalikan, sekarang sudah selesai, tidak ada masalah lagi, disayangkan pernah terjadi, mungkin kedepan tidak akan ada kasus serupa akan terjadi seperti itu lagi, ambil hikmah untuk memperbaiki sekolah ini dengan cara mendidik di harapkan banyak pihak, baik pendidik, komite, murid dan lainnya. (***/TIM)  

Jumat, 22 Mei 2015

Minggu, 19 April 2015

Jumat, 23 Maret 2012

Putra Daerah

Ciistal Desa Cimayasari Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Subang, berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dipisah Sungai Cilamaya membelah Kabupaten Purwakarta, Subang, dan Karawang.